Sejarah

6/recent/Sejarah-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

HARTA DUNIA DAN AKHIRAT


Banyak manusia malah lebih sering disibukkan untuk mencari dan mengumpulkan harta kekayaan, mengejar jabatan dan kedudukan, serta terobsesi untuk meraih sukses dunia yang fana. Sebaliknya, mereka ada yang sering abai tentang dunia, untuk memperbanyak amal salih, mengejar pahala/surga dan terobsesi meraih sukses ukhrawi yang abadi.

Padahal Baginda Rasulullah saw. pernah bersabda, “Tuhanku pernah menawariku untuk mengubah bukit-bukit di Makkah menjadi emas. Namun, aku menadahkan tangan kepada-Nya, seraya berkata, ’Ya Allah, aku lebih suka sehari kenyang dan sehari lapar agar aku bisa mengingat-Mu saat lapar serta memujimu-Mu dan bersyukur kepada-Mu saat kenyang.’” (HR at-Tirmidzi).

Suatu ketika, Umar bin al-Khaththab ra. bertamu ke rumah Baginda Rasulullah saw. Saat ia dipersilakan masuk ke rumah beliau, ia mendapati beliau bangkit dari pembaringan. Beliau berbaring bukan di atas kasur yang empuk, tetapi hanya di atas sehelai tikar yang terbuat dari pelepah kurma. Saat beliau bangkit, tampak di tubuh beliau bekas-bekas pelepah kurma itu.

Umar ra. lalu memperhatikan kamar Nabi saw. Terlihat hanya tiga lembar kulit hewan yang sudah disamak dan sedikit gandum di sudut kamar itu. Selain itu, tak ada apapun. Umar ra. menangis melihat keadaan itu. Rasulullah saw. bertanya, “Mengapa engkau menangis?

Umar ra. menjawab, “Bagaimana aku tidak menangis, ya Rasulullah. Aku baru saja melihat tanda bekas-bekas tikar di badanmu. Aku pun amat prihatin melihat keadaan kamarmu yang amat tidak layak ini. Para raja Romawi dan Persia yang kafir saja hidup dalam kesenangan dan kemewahan. Adapun engkau adalah kekasih Allah, tetapi engkau hidup miskin.

Rasulullah saw. lalu bersabda, “Umar, sepertinya engkau masih ragu. Dengarlah, kenikmatan di akhirat tentu lebih baik daripada kesenangan hidup dan kemewahan di dunia ini…" (Al-Kandahlawi, 2001: 571).

Posting Komentar

0 Komentar