Oleh: Murli Ummu Arkan
Pernah kah kita mengingatkan seseorang pada kebaikan, namun orang itu membantah?
Pernahkah kita menasehati seseorang pada kebenaran, namun dia membantah?
Pernahkah kita menyeru seseorang pada jalan yang lurus, namun ia membantah?
Ya, itulah manusia. Kebanyakan dari mereka banyak yang membantah. Termasuk juga ayat-ayat Al-Qur'an yang ia bantah. Naudzubillahi min dzaalika.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِيْ هٰذَا الْقُرْاٰ نِ لِلنَّا سِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ ۗ وَكَا نَ الْاِ نْسَا نُ اَكْثَرَ شَيْءٍ جَدَلًا
"Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur'an ini dengan bermacam-macam perumpamaan. Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak membantah." (QS. Al-Kahf 18: Ayat 54)
Dalam Islam agama adalah nasehat. Nasehat menasehati, mengingatkan, menegur, menyeru semua itu adalah ajaran Islam.
Tanpa nasehat, seseorang tidak akan tahu mana yang benar dan salah.
Tanpa petunjuk seseorang akan banyak yang tersesat.
Tanpa diingatkan seseorang akan banyak yang lalai pada kewajiban.
Ya, inilah dakwah. Menyeru seseorang untuk melaksanakan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Jika kita sudah melakukan hal tersebut, maka sebenarnya kita telah melakukan dakwah.
Sebenarnya melakukan dakwah itu mudah. Tinggal menyampaikan nasehat kepada orang lain. Namun, tidak menutup kemungkinan dakwah yang kita lakukan akan ditolak atau dibantah.
Padahal sebelumnya, di dalam Al-Qur'an Allah sudah menceritakan dan mengulang-ulang dengan bermacam-macam perumpamaan. Dengan perumpamaan-perumpamaan itu harapannya kita bisa memilih kebenaran agar kita tidak termasuk orang-orang yang dzalim dan merugi.
Maka sudah seharusnya kita sebagai orang yang beriman kepada Allah dan Kitab-Nya harus menerima kebenaran yang dikabarkan di dalamnya tanpa membantahnya.
0 Komentar