Penutupan usaha susu sapi rumahan milik Pramono di Lereng Merapi, Boyolali, Jawa Tengah akibat beban pajak, menurut Narator Khilafah News sebagai bukti ketidakadilan yang dihadapi rakyat.
“Banyak pihak menilai situasi ini sebagai bukti ketidakadilan yang dihadapi rakyat kecil terkait kewajiban pajak,” ujarnya dalam Kabar Pagi: Bukti Pajak 'Jerat Rakyat', Peternak Sapi Perah Gulun Tikar, di kanal YouTube Khilafah News, Rabu (6/11/2024).
Narator turut mengeluhkan, rakyat dikejar-kejar untuk bayar pajak, sementara pejabat dinilai sebagian pihak dikejar-kejar nafsu untuk hidup gemerlap.
Kondisi ini, sebutnya, menunjukkan kekacauan dalam pengelolaan negara, terutama dalam memberikan perlakuan yang adil terhadap masyarakat.
“Beban pajak yang ditanggung pengusaha kecil semakin menyulitkan mereka bertahan di tengah persaingan dan biaya operasional yang tinggi,” tandasnya memilukan.
Sebelumnya diberitakan, Usaha Dagang (UD) Pramono, usaha susu sapi rumahan di Lereng Merapi, Boyolali, Jawa Tengah terpaksa tutup karena persoalan pajak.
Pramono, pemilik usaha tersebut, mulanya ditagih pajak senilai Rp2 miliar pada 2018 yang kemudian diturunkan menjadi menjadi Rp 200 juta.
Pramono pun menolak, namun persoalannya ternyata belum selesai. Pada 2021, ia kembali dipanggil kantor pajak untuk membayar Rp110 juta.
Bagai jatuh tertimpa tangga. Setelah ditagih pajak hingga ratusan juta, rekeningnya kemudian diblokir.
Hal itu memantik protes dari peternak sapi di Boyolali. Sejumlah 300 peternak disebut terdampak karena penutupan usaha Pramono.
Pasalnya, dana para peternak ada pada rekening yang diblokir. Mereka pun mendatangi Kantor Pelayanan Pajak (KKP) Pratama Boyolali pada Senin 28 Oktober 2024.
“Pak Pramono akan tutup. Jadi, kita datang ke sini untuk klarifikasi,” kata Gito, warga Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Boyolali saat menyambangi KKP Boyolali sebelum penutupan UD Pramono. [] Muhar
0 Komentar